IHSG Anjlok, Investor Asing Borong Saham Blue Chip

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam sampai 1,27% pada perdagangan Rabu (19/5/2021). Dampaknya, banyak investor asing yang berbondong-bondong menyerok (net buy) di beberapa saham blue chip alias unggulan.

Ada beberapa saham unggulan yang diborong. Antara lain, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Astra International Tbk (ASII), hingga PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Sedangkan saham lain yang diborong berasal dari kategori saham lapis kedua dengan kapitalisasi pasar di bawah Rp 50 triliun.

Dalam data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Rabu 19 Mei, diketahui bahwa IHSG ditutup pada 5.760, anjlok 1,27 persen dari perdagangan hari sebelumnya. Nilai transaksi pada hari itu tercatat sebesar Rp 10 triliun dengan volume perdagangan 17,10 miliar saham, dengan frekuensi perdagangan 1,04 juta kali.

Total ada 332 saham ambruk, 157 saham naik, dan sisanya stagnan 143 saham. Dan patut dicatat, investor asing juga melakukan jual bersih di pasar reguler pada Rabu 19 Mei dengan total nilai mencapai Rp 273 miliar.

Meski begitu, tentu saja masih ada beberapa saham yang tetap menjadi incaran para investor di tengah situasi anjloknya pasar saham. Ada 10 saham yang menjadi incaran net buy oleh investor asing.

10 saham tersebut ialah: Chandra Asri (TPIA), net buy Rp 35 M, saham -6,58% Rp 7.450; Tower Bersama (TBIG), Rp 19 M, saham -2,82% Rp 2.410; Astra International (ASII), Rp 19 M, saham -1,94% Rp 5.050; Kalbe Farma (KLBF), Rp 17 M, saham -0,34% Rp 1.445; Indofood Sukses (INDF), Rp 14 M, saham flat Rp 6.375;

United Tractors (UNTR), Rp 10 M, saham -0,11% Rp 21.875; Medikaloka Hermina (HEAL), Rp 9 M, saham +3,87% Rp 4.830; Unilever (UNVR), Rp 6 M, saham -2,24% Rp 5.450; Sarana Menara (TOWR), Rp 5 M, saham flat Rp 1.175; Link Net (LINK), Rp 1 M, saham flat Rp 4.000.

Dari 10 saham di atas, hanya tiga saham yang berkapitalisasi pasar (market capitalization) di atas Rp 100 triliun alias big cap. Mereka adalah Chandra Asri (Rp 133 triliun), Astra (Rp 204 triliun), dan Unilever (Rp 208 triliun). Maka dengan adanya koreksi ini, IHSG sudah jatuh 2,83% dan ambles 5,35% dalam sebulan terakhir.

Head of Research PT Panin Sekuritas Tbk (PANS), Nico Laurens menyampaikan penjelasan atas anjloknya sejumlah saham yang kemudian diborong asing. Menurutnya, penurunan nilai transaksi saham di bursa saham domestik disebabkan investor global yang lebih memilih menempatkan aset di bursa saham yang lebih defensif seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Hal tersebut sejalan dengan progres vaksinasi massal yang lebih cepat ketimbang di Indonesia. Kondisi ini memicu keyakinan bisnis maupun consumer confident terjadi lebih cepat di negara-negara maju.

Sebagai perbandingan saja, di AS, jumlah warga yang divaksinasi sudah mencapai 30% sampai dengan 40% dari total populasi, sedangkan Indonesia masih di bawah 10% populasi.

“Concern investor kondisinya lagi sedikit risk off sekarang, dari sisi alokasi aset lebih banyak di capital market yang defensif di Eropa dan AS,” kata Nico, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia di program InvesTime. []

 

Leave a Comment