Cara Saratoga (SRTG) Konsisten Menjaga Efisiensi Operasional

net asset value saratoga investama

VINANSIA.COM — Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Devin Wirawan menyampaikan, di tengah tantangan bisnis yang sangat dinamis saat ini, Saratoga tetap disiplin dan konsisten menjaga efisiensi operasional.

Di antaranya dengan menjaga rasio utang atau Loan to Value di level 6,3 persen dan biaya operasional 0,4 persen terhadap NAV.

“Komitmen kami adalah memastikan Saratoga mampu mengeksekusi setiap strategi investasinya secara efisien. Saratoga secara konsisten terus mendorong perusahaan-perusahaan investasi untuk mengoptimalkan setiap peluang bisnis, sehingga dapat berperan aktif dalam pemulihan ekonomi Indonesia,” ujar Devin dalam keterangan pers yang diterima Vinansia, Jumat (29/10/2021).

Saat ini sejumlah perusahaan investasi Saratoga terus melakukan percepatan bisnis dengan menjalankan ekspansi bisnis. Primaya Hospital di bawah PT Famon Awal Bros Sedaya telah membuka lima rumah sakit baru sejak awal tahun. Saat ini Primaya Hospital telah mengoperasikan sebanyak 14 unit rumah sakit.

Saratoga juga telah mencatatkan Net Asset Value (NAV) senilai Rp 45,8 triliun pada akhir kuartal III 2021. Dari angka tersebut dapat terlihat, nilai NAV Saratoga tumbuh 44,45 persen ketimbang akhir tahun 2020 yang sebesar Rp 31,7 triliun. Pertumbuhan ini tak hanya terlihat pada NAV, tetapi juga pada laba bersihnya.

Karena hingga September 2021 ini, Saratoga telah membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 14,1 trilliun. Pencapaian tersebut meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dibandingkan performa sembilan bulan pertama di 2020 yang sebesar Rp 1,2 triliun.

Pertumbuhan NAV Saratoga di tahun ini terutama berasal dari kenaikan harga saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) bersama PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).

Penguatan bisnis portofolio investasi Saratoga juga berdampak terhadap perolehan dividen di tahun ini. Sampai akhir kuartal III-2021, perseroan berhasil mencatat kenaikan dividen sebanyak 35,01 persen menjadi senilai Rp 871 miliar, dengan dividen terbesar berasal dari ADRO, TBIG dan MPMX.

MDKA juga terus menunjukkan progres positif dalam pengeboran lanjutan di Proyek Tambang Tembaga Tujuh Bukit. Pengeboran tambang tembaga itu dilakukan di sisi Selatan dan Barat dalam zona atas tingkat tinggi (Upper High Grade Zone).

Di bisnis otomotif, MPMX pada bulan September telah meluncurkan OtoDeals atau www.otodeals.com, platform penjualan mobil bekas yang inovatif.

Platform itu dirancang untuk membantu pembeli dalam menemukan unit mobil bekas yang tepat, berkualitas tinggi, dan bergaransi sesuai kebutuhan masing-masing.

Untuk mengoptimalkan peluang di sektor gas industri, Saratoga meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) dari 7,84% menjadi 8,84%. Tahun ini AGII melakukan serangkaian langkah strategis.

Di antaranya, perseroan menuntaskan akuisisi 2 unit bisnis dari PT Samator senilai Rp 600 miliar. AGII juga akan memasok gas industri bagi smelter milik PT Timah Tbk. di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama 12 tahun.

“Inisiatif dan strategi yang dilakukan perusahaan investasi akan menjadi kunci dalam mengoptimalkan setiap peluang bisnis dalam pemulihan ekonomi saat ini. Saratoga akan mendukung penuh setiap upaya perusahaan investasi untuk meningkatkan value perusahaan dan menjaga keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang,” ucap Devin. []

Leave a Comment