Cara investasi saham pemula yang tepat merupakan hal yang perlu Anda ketahui sebelum memulai investasi di berbagai instrumen. Dengan mengetahui cara investasi saham bagi pemula, Anda akan dapat terhindar dari potensi kerugian.
Dalam dunia investasi, kerugian dan keuntungan ibarat dua sisi mata uang. Keduanya akan dihadapkan kepada Anda dan siapapun harus siap menghadapinya. Saat untung Anda tidak boleh terlena dengan nilai keuntungannya. Dan saat rugi jangan sampai larut dalam kesedihan.
Untuk menghasilkan portofolio investasi terbaik, sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara investasi pemula sehingga tidak berakhir tragis maupun dramatis.
Berikut ini penjelasannya:
Jangan Ikut-Ikutan
Hal pertama adalah jangan investasi hanya karena ingin ikut-ikutan. Biasanya seseorang itu tergiur dengan tren yang sedang digandrungi oleh generasi milenial. Nah, kalau Anda hanya sekadar ikut-ikutan tanpa melakukan riset atau mencari tahu lebih dulu, risiko gagal pun akan sangat besar.
Seorang pemula harus sadar bahwa dia harus terlebih dulu memiliki bekal yang mumpuni dan cukup. Terlebih jika seorang pemula berinvestasi di saham, maka hal yang perlu dimiliki adalah pengetahuan tentang emiten sebelum Anda beli.
Jangan Tergiur Pom-Pom Investasi Saham
Kedua ialah jangan tergiur pom-pom investasi saham. Maksudnya begini. Sering kali kita melihat ada publik figur atau sosok yang tiba-tiba muncul lalu menyampaikan dan mengajak orang-orang untuk membeli saham A atau saham B karena potensi kenaikan yang menurut dia akan sangat fantastis.
Padahal, biasanya, orang yang seperti itu sudah membeli terlebih dulu saham yang ia tawarkan kepada orang lain untuk membelinya. Dengan cara ini, ketika ia berhasil membujuk banyak orang untuk membeli saham A atau saham B, maka naiknya secara signifikan saham tersebut, dan sosok tersebut pun mendapat cuan besar.
Jangan Bermain di Satu Produk Investasi
Maksudnya, jika kalian sebagai seorang pemula hendak berinvestasi, maka jangan sampai hanya karena merasa punya uang banyak lalu menginvestasikannya ke dalam satu jenis instrumen investasi. Jangan.
Ketika memiliki jumlah uang yang besar, maka kalian harus menginvestasikannya di berbagai jenis investasinya. Bahasa kerennya adalah diversifikasi. Tujuan diversifikasi ini untuk menghindari risiko kerugian investasi Anda.
Bayangkan, jika kalian punya uang banyak lalu hanya investasi di satu macam investasi saja, kemudian ketika investasi tersebut anjlok, maka kalian tidak punya pegangan atau dana cadangan di instrumen investasi yang lain. Jika ini yang terjadi, kalian akan mudah mengalami bangkrut. Tentu tidak ada yang mau merasakannya, bukan?
Opsi lain, yaitu berinvestasi di satu jenis investasi tetapi dengan jumlah yang sedikit. Ini berguna agar Anda bisa sambil belajar dan mendalami pengetahuan tentang investasi tersebut. Tak kalah penting, sadari bahwa Anda masih baru dalam investasi sehingga banyak hal yang perlu Anda dalami agar tidak tertimpa risiko yang menyakitkan.
Jangan Manfaatkan Uang Panas
Sering kali seseorang melakukan investasi dengan uang panas. Arti dari uang panas ini ialah uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau uang yang intensitas penggunaannya tinggi.
Karena itu, uang panas seperti ini jangan digunakan untuk berinvestasi. Sebab, jika tetap digunakan, Anda berisiko besar tidak makan dan kelaparan! Maka pakailah uang dingin, atau dana nganggur yang tidak digunakan sama sekali atau sedikit intensitas penggunaannya.
Tentukan Target & Tujuan Investasi
Berikutnya adalah harus menentukan target dan tujuan dari investasi Anda. Misalnya, Anda ingin investasi saham dalam jangka waktu 5 tahun yang hasilnya nanti akan digunakan untuk biaya kuliah anak atau keperluan biaya yang lain.
Target dan tujuan investasi sebenarnya dibutuhkan dan sangat penting agar Anda tidak melenceng dalam menggunakan dana investasi itu. Jika tidak ada arah dan target yang jelas, dana investasi tersebut bisa digunakan untuk hal-hal yang tidak jelas pula. Jadi, tentukan target investasi Anda!
Bicara target, ini dapat berkaitan dengan seberapa besar keuntungan yang Anda ingin peroleh dari investasi saham. Artinya, target investasi bisa berkaitan dengan seberapa besar hasil keuntungan investasi yang ingin didapat. Ini juga sangat penting, agar Anda tidak menjadi orang yang serakah yang ujung-ujungnya bisa berakhir boncos.
Mengapa demikian? Karena sering kali, ketika harga saham Anda sudah naik sampai 10% hingga 15% misalnya, Anda tetap menahannya dan tidak menjualnya, lalu beberapa hari kemudian harga saham tersebut turun dan kenaikannya hanya 5%. Kemudian Anda berkata, “Ah kenapa ga saya jual kemarin saat kenaikannya 15%?” So, jangan sampai itu terjadi.
Lain halnya jika Anda memang ingin bermain jangka panjang. Kenaikan 15% bisa ditahan terus-menerus asalkan emiten tempat Anda menanam saham adalah perusahaan yang bagus dan punya pengalaman mumpuni dalam melewati krisis. []