Sekilas Analisis Prospek Saham BBCA Setelah Harga Baru

Bagi Anda yang ingin membeli Saham BBCA atau Bank Central Asia Tbk, perlu menganalisis terlebih dulu perdagangan pada hari ini, Rabu 13 Oktober. Hal ini mengingat saham BBCA yang baru memulai pergerakannya dengan harga baru yaitu Rp 7.325 per saham.

Kemudian pada penutupan Rabu 13 Oktober sore, pergerakan saham BBCA menguat 2,7 persen di angka Rp 7.525 per saham. Menurut Roger M.M, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, saham BBCA telah melampaui target Rp 6.950 per saham.

Roger mengatakan, target Mirae Asset pada saham BBCA sudah terlampau dari target Rp 6.950. Akibat kondisi ini, para investor ritel cenderung tertarik untuk mengakumulasi saham BBCA, sebagaimana dilansir dari kompas.com.

Aksi stock split ini menjadi sentimen positif bagi emiten di sektor perbankan. Maka dari itu, menurut Roger, perlu adanya maintenance seiring dengan membaiknya kinerja sectoral dan pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung.

Direktur PT Ekuator Swarna Investama Hans Kwee menjelaskan, saham BBCA saat ini memiliki prospek yang baik kedepannya. Apalagi dengan aksi stock split, saham akan lebih bisa dijangkau investor retail. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

“BBCA cukup berprospek ya, di tengah dana asing yang masuk, maka peluang BBCA untuk mengalami kenaikan harga masih terbuka,” jelas Hans. Meskipun harganya saat ini relatif cukup tinggi, Hans merekomendasikan investor untuk buy on weakness (BOW) atau membeli saat harganya mengalami penurunan.

“Saat ini memang harganya relatif cukup tinggi, investor mungkin bisa bow waktu saham melemah,” jelas Hans.

Untuk diketahui, aksi korporasi stock split saham BBCA memiliki ratio 1 banding 5 (1 saham dipecah menjadi 5 saham baru). Nilai nominal per saham BBCA sebelum stock split adalah Rp 62,5, sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split menjadi sebesar Rp 12,5.

Keputusan BBCA untuk melakukan pemecahan harga saham tersebut didasarkan pada perkembangan pasar modal saat ini, terutama dengan tingginya minat investor ritel termasuk para investor muda untuk berinvestasi di pasar modal. []

Leave a Comment