VINANSIA.COM — PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT) mendadak membatalkan rencana waktu pelaksanaan pelepasan sahamnya ke publik (IPO).
Jika melihat pada jadwal awal, harusnya BSMT telah selesai melakukan penawaran umum kepada investor dan pada esok lusa sahamnya resmi dicatatkan di bursa.
Sebagai pengingat saja, BSMT akan melepas 23 persen sahamnya dengan harga di rentang Rp350 – Rp510 per saham. Yang artinya, jika IPO nya sukses paling tidak BSMT bisa mengantongi dana paling banyak Rp1,49 triliun.
Rencananya dana hasil IPO tersebut 80 persen akan digunakan BSMT untuk modal kerja dan sisanya 20 persen untuk perluasan jaringan dan IT.
Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Agus Condro Wibowo, seperti dikutip kontan mengungkapkan keputusan penundaan IPO diambil BSMT bersama dengan penjamin pelaksana emisi efek dan seluruh profesi penunjang.
“Saat ini, kami tengah mengatur timelineĀ baru untuk jadwal IPO guna mengoptimalkan penawaran umum perdana saham,” ujarnya.
Namun Agus memastikan Bank Sumut tetap berkomitmen untuk melanjutkan proses IPO dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang dan ekspansi bisnis. Sayangnya Agus tidak menyebutkan kapan waktu pengganti penundaan IPO nya saat ini.
Namun jika melihat pernyataan Agus, sepertinya BSMT menunggu momentum yang tepat agar dana yang diperoleh bisa sesuai target BSMT. Bisa jadi penawaran harga dari investor kemarin masih di bawah target BSMT sehingga mereka memutuskan untuk menunda IPOnya.
Prospek Saham BSMT
Sebagai bank daerah, BSMT sejatinya punya prospek yang cukup bagus. Sebab BSMT punya pasar tersendiri dalam hal ini instansi Pemerintah dan para pegawainya di wilayah Sumatera Utara.
Di sisi lain, masih banyak pelaku usaha UMKM di daerah Sumatera Utara yang juga masih belum terjamah oleh perbankan. Dan ini juga bisa menjadi pasar baru bagi BSMT untuk ekspansi bisnisnya.

Jika melihat data di atas, 70 persen pasar BSMT itu adalah pegawai negeri dan pensiunan di wilayah Sumatera Utara. Kredit UMKM hanya 8 persen, Syariah hanya 9 persen, dan kredit komersial hanya 13 persen. Ini artinya ruang penetrasi pasar baru BSMT masih sangat terbuka lebar untuk menyalurkan kreditnya ke UMKM, lini bisnis syariah, dan komersialnya.
Fundamental Saham BSMT
Pendapatan BSMT hingga kuartal III 2022 tercatat sebesar Rp1,84 triliun, meningkat 11 persen di banding periode sebelumnya yang hanya Rp1,66 triliun.
Laba bersih BSMT juga meningkat sebesar 17 persen dari sebelumnya Rp443 miliar menjadi Rp520 miliar di kuartal III 2022.
Net Interest Margin (NIM) BSMT juga tergolong cukup bagus di angka 6,8 persen. Rasio Kecukupan Modal (CAR) BSMT juga masih terjaga dengan baik di angka 19,7 persen. Sedangkan indikator pengembalian modal (ROE) BSMT juga cukup bagusĀ di angka 17,4 persen.
Dari data di atas, NIM BSMT paling tinggi di banding dua BPD lain yang tercatat di bursa. Ini artinya BSMT menjadi bank yang jauh lebih baik dalam mencetak laba di banding dua BPD lain.
Hanya saja dalam hal kredit macet, BSMT masih kalah dengan BJBR. Dan ini harus menjadi pekerjaan rumah manajemen BSMT untuk menurunkan angka kredit macetnya.
Valuasi Saham BSMT
BSMT menawarkan harga sahamnya di kisaran Rp350-Rp510 per saham. Ini artinya mencerminkan price to earning ratio (PER) di angka 6,5-9,4 kali. Nilai bukunya (PBV) 0,84-1,12 kali.
Harga ini masih tergolong kompetitif jika di bandingkan dengan BJTM dan BJBR di mana BJTM saat ini diperdagangkan dengan PER 7,02 kali dan PBV 1,03 kali. Sedangkan BJBR saat ini diperdagangkan dengan PER 5,98 kali dan PBV 1,05 kali. []